Perayaan Maulid, Ustad Zulkifli,: Pentingnya Tentang Sejarah Hidup Rasulullah SAW
KABARGORONTALO.ID – Masyarakat Indonesia merayakan hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, pada 28 Oktober 2020 kemarin.
Perayaan maulid Nabi diadakan para kaum Muslimin dengan harapan bisa menumbuhkan rasa cinta pada Rasulullah SAW. Selain itu, merupakan bentuk ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi dengan cara menyanjung, mengenang, memuliakan, dan mengikuti perilaku terpujinya.
Perayaan ini sama halnya yang ada di Provinsi Gorontalo khusunya Kabupaten Boalemo walaupun beda dengan tahun tahun sebelumnya namun hal ini tak jadi halangan untuk umat muslim yang merayakannya.
Seperti Di Masjid Al-Kautsar yang ada di Desa Mohungo Kecamatan Tilamuta dalam pantauan media kabargorontalo.id mereka merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan hanya secara nasional.
Ustadz Raflin Kamumu selaku Ketua Takmirul Masjid ini mengungkapkan didalam perayaan lahirnya Nabi Muhamamd SAW terdapat pesan penting tentang arti Cinta Sejati seorang Pemimpin kepada Ummatnya.
“Setelah mendapat edaran dari pemerintah kami selaku pengurus Masjid Al-Kautsar tetap menjalankan perayaan ini walau tak seperti tahun kemarin. Mengingat perayaan yang setahun sekali ini sangat sakral untuk kita peringati sebagai umat Muhammad” kata Ustadz Raflin. minggu malam 01-11-2020
Perayaan yang biasanya terdiri dari beberapa pelaksanaan yang kita kenal dengan Dikili (Dzikir) Du’a lo lipu (Doa untuk negri). Untuk tahun ini sementara tidak diadakan untuk menghindari kerumunan yang ada. Namun demikian perayaan ini tetap di jalankan walau hanya secara nasional. Seperti doa bersama, penyampaian kisah pejalanan Nabi dari anak-anak masjid, dan hikmah Maulid Nabi oleh Ustadz Zulkifli Kamumu,M.Pd., dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang sudah ada.
Dalam penyampaiannya, Ustadz Zulkifli menegaskan bahwa Ketika Rasulullah SAW sudah mengorbankan hidupnya untuk kita ummatnya, bahkan doa terakhir beliau ketika menghadapi Sakaratul Maut “Allahumma Tsaqqil Alayya Wa Khaffif Alaa Ummati” Yaa Allah Beratkan kepadaku seluruh sakit saat Sakaratul maut, dan Ringakan untuk ummatku lantas apa yang sudah kita berikan kepada Rasululllah.
Olehnya Ustadz yang sekaligus dosen di salah satu Perguruan Tinggi di Gorontalo itu, berharap pelaksanaan perayaan Maulid Nabi Muhammad tahun ini tetap harus dijalankan dengan penuh hikmah. Mengingat, mayoritas kaum muda saat ini sudah hampir lupa dengan sejarah Rasulullah dan lebih cenderung mengidolakan mereka yang jauh dari kata Islam.(KGwahyu).