Luapan Kerinduan, di Tengah Tepisan Ombak Wisata Pohon Cinta
KABAR GORONTALO.ID – Saat waktu mulai menunjukkan pukul 16:05 Wita, saya yang menggunakan sepeda motor mulai beranjak dari tempat duduk di salah satu warung kopi 008 yang ada di Pohuwato tepat di simpang empat kompleks Blok Plan. Perlahan sepeda motor yang saya tunggangi tersebut, mesinnya mulai saya hidupkan yang berarti menandakan sudah siap berjalan menikmati indahnya sore di wisata pohon cinta, Rabu (21/01/2021)
Suara sepeda motor pun berbunyi, perlahan saya pun mulai menarik pedal gas untuk mengencangkan laju sepeda motor. Ditengah perjalanan tak cukup membosankan, sebab di antara pinggiran jalan khusus di sekitaran kompleks perkantoran, ramai dengan para ASN dan tenaga honorer yang hendak pulang, ada yang sementara menunggu jemputan suami, teman dan abang-abang bentor yang tiada hentinya berlalu lalang di jalanan untuk mencari penumpang. Biasanya di sore hari kondisi seperti ini terus terjadi.
Bangunan perkantoran, tempat Ibadah dan juga Bundaran Panua tak kalah indahnya dengan kondisi di jalanan mengihisai tatapan mata ketika saya hendak lewat menuju wisata pohon cinta. Namun ada sedikit yang menghambat saat ditengah perjalanan saya pun sedikit sesak, akibat masker yang menutupi bagian hidung sehingga tak bisa menikmati udara yang segar. Perlahan, saya pun mulai menurunkan masker hingga berada di bawah bagian dagu. Sungguh Aroma udara amat terasa seger, apalagi kondisi saat ini matahari pun nampak bersahabat untuk memanjakan mata bagi siapa saja yang hendak berkunjung.
Perlahan, laju dari sepeda motor mulai saya pelankan karena suasana keramaian di wisata pohon cinta mulai terlihat. Saya pun coba menikmati keindahan itu meski berada ada posisi sementara mengendarai sepeda motor. Namun setibanya di lokasi wisata pohon cinta, tiba-tiba mata saya dikejutkan dengan bangunan baru yang katanya wisata Masjid Sujud yang berada di atas perairan laut pohon cinta.
“Wah kelihatannya ini tempat spot baru yah, pantasan saja ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah,” Ucap saya di dalam hati saat menatap bangunan itu dari kejauhan sekitar 100 meter. Karena saya merasa penasaran, perlahan saya pun mulai bergerak untuk mencari tempat yang aman untuk parkiran sepeda motor. Tak butuh waktu lama saya langsung mendekati bangunan baru itu, tak lupa sesegera mungkin saya mengeluarkan handphone untuk mengabadikan momen saat itu seperti yang dilakukan para pengunjung lainnya. Saya mulai memotret dengan mencari enggel yang bagus, “cregk, cregk cregk”
Lantas, setelah mendapati hasil foto yang saya inginkan, saya mulai mencari tempat duduk yang memang sengaja sudah disediakan oleh Pemerintah Daerah disekitaran Mesjid Sujud bitu. Setelah saya duduk, hembusan angin dari berbagai arah terasa hingga ke pori-pori kulit, ditambah lagi dengan suara ombak yang menghantam bebatuan di sekitaran lokasi. Tidak hanya itu, matahari yang mulai menyelesaikan tugasnya menerangi saat waktu siang, mulai tenggelam di telang waktu tak mau kalah, gumpalan awan yang nampak terlihat membentang di langit juga memancarkan warna yang begitu indah, sungguh tempat ini akan selalu kurindukan.
Semakin tak sadar, saya pun mulai terhanyut di bawah oleh keindahan senja dikalah itu. Semua hal terlintas di benak pikiran saya, bahwa dalam keadaan apapun kita saat ini harus tetap komitmen terhadap diri sendiri, hal itu ibarat tebing-tebing batu yang kesekian kali dihantam oleh ombak namun Ia mencoba tetap kokoh. Melihat hal itu, Ingin sekali rasanya kuceritakan bahwa momen saat itu tak ada tempat yang mampu untuk menyimpannya. Hingga akhirnya padangan saya terfokus pada ombak-ombak yang terus bergantian datang lalu pergi, “Semoga saja sahutan saya tentang sore ini di dengar oleh ombak yang selalu terdengar jelas di telinga saya dan di bawah oleh angin yang begitu terasa di tubuh saya,” Harapnya.
Tak terasa, begitu cepat putaran waktu saat itu. Suara beduk yang menandakan sholat magrib sudah tiba. Saya pun akhirnya memutuskan untuk pergi, setelah saya bergegas dari tempat itu sungguh menyesal bahwa saya hanya mampu mengingat tempat itu dari kerinduan. Percayalah kerinduan amat akan terasa ketika kalian akan beranjak meninggalkan tempat ini. Tak cukup hanya kau simpan di dalam hati dan pikiranmu, sebab yang berlalu selamanya akan menjadi sebuah kenangan yang sangat sulit untuk dilupakan (Feature)
Wartawan : Efendi