Muhammad Dzikyan Tinjau Lokasi Banjir Parah di Desa Tuwea

Pohuwato, (Kabargorontalo.id) — Dalam reses masa persidangan ketiga tahun 2024-2025 ini, Anggota DPRD Provinsi Gorontalo dari Daerah Pemilihan (Dapil) 6 Pohuwato-Boalemo, Muhammad Dzikyan, S.Pd.I, menyempatkan diri untuk turun langsung ke lokasi bencana alam yang melanda Desa Tuwea, Kecamatan Wonggarasi, Kabupaten Pohuwato.
Kunjungan ini bukan sekadar bentuk kepedulian, namun menjadi aksi nyata wakil rakyat dalam menyerap dan merespons cepat aspirasi masyarakat di tengah kondisi darurat.
“Sejak kampung ini berdiri 34 tahun lalu, baru kali ini masyarakat mengalami bencana sedahsyat ini,” ungkap Muhammad Dzikyan saat diwawancarai usai meninjau lokasi, Selasa (24/6/25).
Ia menjelaskan, berdasarkan informasi warga, banjir besar yang melanda Desa Tuwea diduga kuat diakibatkan oleh kerusakan hutan yang masif di wilayah perbukitan Desa Bukit Harapan.
Menurutnya, aktivitas pembalakan liar oleh salah satu perusahaan PT Inti Global Laksana (IGL),di wilayah tersebut menjadi penyebab utama terganggunya daerah aliran sungai (DAS), yang akhirnya memicu banjir besar.
“Informasi dari warga menyebutkan bahwa bukit Harapan telah mengalami penggundulan ekstrem, dan arah aliran airnya langsung menuju ke sungai yang mengalir ke Desa Tuwea. Maka, tak heran jika dampaknya begitu besar. Ini harus menjadi perhatian serius,” tegasnya.
Dalam bencana tersebut, satu keluarga menjadi korban. Dari empat anggota keluarga yang terdampak, dua dinyatakan meninggal dunia, sementara dua lainnya berhasil selamat. Selain korban jiwa, kerugian materil dan non-materil juga sangat besar, diperkirakan mencapai antara Rp4 hingga Rp5 miliar.
Muhammad Dzikyan menambahkan bahwa ia telah menyaksikan langsung sejumlah rumah warga yang rusak berat hingga rata dengan tanah. Berdasarkan data lapangan, tercatat ada sekitar enam hingga tujuh rumah yang mengalami kerusakan parah.
“Insyaallah, untuk penganggaran tahun 2026 mendatang, kami di DPRD Provinsi akan berupaya mengalokasikan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
dan intervensi anggaran lainnya untuk membantu warga terdampak, khususnya mereka yang rumahnya rusak berat,” ujarnya.
Tak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya evaluasi terhadap izin perusahaan yang diduga menjadi penyebab kerusakan lingkungan tersebut. Dirinya mendesak Pemerintah Provinsi Gorontalo agar segera turun tangan melakukan kajian lingkungan, serta memberikan sanksi tegas terhadap perusahaan yang lalai dalam pengelolaan kawasan hutan.
“Kegiatan perusahaan yang disebut milik PT. IGL di Popayato ini harus dievaluasi secara menyeluruh, karena sudah berdampak langsung pada keselamatan dan kehidupan masyarakat. Kita tidak bisa diam ketika warga menjadi korban akibat aktivitas industri yang tidak ramah lingkungan,” tuturnya.
Dalam kunjungannya, Dzikyan juga menyoroti bahwa selain Desa Tuwea, dua desa lainnya ikut terdampak, yakni Desa Bukit Harapan dan satu desa sekitar lainnya. Namun dampak terparah terjadi di Desa Tuwea, dengan tingkat kerusakan hampir mencapai 80% wilayah desa tersebut.
“Langkah-langkah penanggulangan harus dilakukan secara cepat dan tepat, serta kami mendorong agar pemerintah daerah juga segera menetapkan langkah darurat dan pemulihan,” tutupnya.
Dengan komitmen dan langkah nyata ini, Muhammad Dzikyan menegaskan bahwa dirinya tidak hanya hadir sebagai wakil rakyat di ruang sidang, tetapi juga di tengah masyarakat yang sedang berjuang menghadapi bencana. (Redkasi)