Dinas PU Minta Kerjasama Masyarakat Dalam Penataan Drainase Untuk Mencegah Banjir
POHUWATO – kabargorontalo.id, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato meminta kerjasama masyarakat, dalam penataan drainase guna mencegah terjadinya banjir akibat tidak optimalnya peran drainase.
Kepala Dinas PU Kabupaten Pohuwato, Ir. Fikri Adam, M.Si., MM mengatakan diperlukan kerjasama dan kesadaran masyarakat, agar tidak menumpuk pasir maupun tanah yang bisa menjadi endapan hingga menyumbat drainase yang ada.
“Kami harap kerjasama masyarakat dan kesadarannya, jangan buang pasir atau tanah atau sisa material bangunan. Karena itu bisa mengendap di drainase sehingga tersumbat, harusnya ketika masyarakat yang membangun rumah, relevansinya itu tinggi dan jangan pernah biarkan material itu dibiarkan begitu saja”, kata Fikri pada awak media diruang kerjanya, Rabu (30/9/2020).
Menurutnya, drainase yang tidak berfungsi kerap mengakibatkan genangan air dan banjir saat hujan. Apalagi di saat curah hujan tinggi saat ini, banjir tidak bisa dihindari. Hasilnya pun banjir menggenangi pemukiman warga. Ini akibat drainase dan pelintas yang tidak berfungsi sepenuhnya. Air meluap dan menggenangi sebagian rumah-rumah warga.
“Paling tidak jangan banyak atau semua ditutup beton halamannya, sisakan untuk resapan-resapan, supaya airnya meresap ke tanah, kan halaman rumah-rumah warga luas. Nah, alangkah baiknya, karena ini daerah resapan maka kita fungsikan itu, buatlah kayak kolam jadi kan berfungsi”, kata Fikri.
Dinas PU, katanya, sehari dua atau minggu depan ini akan kita paparkan hal ini ke pihak-pihak kecamatan maupun pemerintah desa setempat.
“Warga yang membangun ingin membangun pelintas di atas drainase, Dinas PU Pohuwato nantinya siap memberikan rekomendasi teknis sebagai acuan kaitan penanganan banjir ini”, ujarnya.
Namun, sekali lagi ia mengingatkan bahwa peran dan sumbangsih masyarakat dibutuhkan dalam persoalan ini.
Dia mencontohkan pembangunan yang dilakukan Pemerintah daerah yang harus berurusan dengan lahan masyarakat, kerap mengalami kendala karena adanya penolakan dari masyarakat.
“Misal saat kita mau bikin saluran, itu mereka tolak, tolak sama sekali, mereka keberatan kalo arealnya, kita akan buat jalur air, contoh didaerah teratai sana, itu kan airnya sulit mo pompa, mo sedot karena nintau air mo buang kamana, mo buang disaluran yang ada pasti tersumbat. Jadi, langkah yang kita ambil, harus membuka jalur-jalur air agar supaya airnya mengalirnya normal, mereka mau kalo boleh dipermanenkan, terpaksa kita coba untuk menggeser anggaran untuk dibikinkan permanen”, jelasnya.
Sebenarnya, katanya lagi, tahun kemarin sudah ada rencana, karena budget kita sangat terbatas akibat covid-19 ini, terpaksa dialihkan dulu, sehingganya tertunda, tapi tahun depan akan coba dimaksimalkan.
“Makanya sekali lagi saya harapkan kerjasamanya dan pengertian serta kesadaran dari masyarakat, sebab ini untuk kepentingan kita bersama,” tutur Fikri. (SP/KG001)
BIRO POHUWATO :